Jumat, 01 April 2011

ROTASI BUMI

Aktifitas bumi berputar pada porosnya dikenal dengan rotasi bumi. Berikut pengaruh yang ditimbulkan dari rotasi bumi:
1.       Peredaran semu harian
Waktu yang dibutuhkan oleh gerakan semu bintang-bintang di langit dari kedudukan kulminasi atas sampai kedudukan yang sama pada hari berikutnya memerlukan waktu 23 jam 56 menit (24 jam kurang 4 menit). Dengan demikian sebenarnya rotasi bumilah yang memerlukan waktu selama 23 jam 56 menit.
Keliling bumi di katulistiwa sebesar 40.000 km. Jika satu kali rotasi membutuhkan 24 jam (kurang 4 menit) maka kecepatan rotasi digaris khatulistiwa adalah 40.000 : 24 = 1667 km/jam.
Bintang memerlukan waktu 1 kali peredaran semu yang disebut satu hari bintang atau periode peredaran semu.
2.       Peristiwa siang-malam dan perbedaan waktu
Perputaran bumi menyebabkan terjadinya siang dan malam. Saat bumi menghadap matahari maka saat itu disebut siang. Bila bagian bumi membelakangi matahari maka disebut dengan malam.
Terdapat perbedaan waktu di tempat-tempat yang berbeda merediannya. Setiap 1 derajat jarak dua garis  meridian yang berurutan, waktunya berbeda 4 menit atau tiap 15 derajat berbeda 1 jam. Atas dasar inilah disusun pembagian daerah waktu di dunia. Diseluruh permukaan bumi, terdapat 24 daerah waktu. Tiap dua daerah waktu yang berdampingan berselisih waktu 1 jam.
Zona-zona waktu di seluruh dunia berpangkal pada daerah waktu meridian 0o yang dikenal dengan nama Greenwich Mean Time (GMT).

Indonesia yang letaknya memanjang antara 95oBT – 141oBT dibagi atas 3 daerah waktu sebagai berikut:
a.       Waktu Indonesia Barat (WIB)
Meliputi: NAD (Nangroe Aceh Darussalam), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Serang (Banten), Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. WIB berpangkal pada waktu meridian 105oBT. Sehingga mempunyai selisih waktu sekitar 7 jam (WIB= GMT+ 7 jam).
b.      Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
Meliputi: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Busa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. WITA berpangkal pada waktu meridian 120oBT, dan memiliki selisih waktu dengan GMT sekitar 8 jam (WITA= GMT + 8 jam).
c.       Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)
Meliputi: Papua, dan Maluku. WIT berpangkal pada meridian 135oBT, memiliki selisih waktu dengan GMT sekitar 9 jam (WIT = GMT + 9 jam)
Selain perbedaan waktu, rotasi bumi juga menyebabkan perubahan hari auatu tanggal. Perubahan hari atau tanggal itu terjadi pada garis bujur 180oBT. Perhatikan gambar garis berikut ini:

Dengan demikian jika sebelah kiri garis bujur 180oBB masih hari Minggu, maka garis sebelah kanan bujur 180o BT sudah hari Senin.